Kamis, 11 September 2014

sejarah semester I



Soal :
1.      Menurut pandangan sejarah bahwa alam di katakan berpengaruh terhadap ajaran Agama Hindu. Buktikan !.
2.      Konsep dan pandangan Hindu terhadap Tuhan dikatakan bersifat unik dan sangat berbeda dengan agama lain. Coba jelaskan konsep Tuhan dalam Agama Hindu di lihat dari sudut sejarahnya !.
3.      Menurut sejarah, suku bangsa dravida selalu bermusuhan dengan suku bangsa Arya, coba jelaskan mengapa demikian !.
4.      Coba bandingkan dari segi kualitas, antara bangsa Dravida dan Bangsa Arya manakah yang lebih unggul ? jelaskan !.

Jawab :
1.            Menurut sejarah, Alam dikatakan berpengaruh terhadap ajaran Agama Hindu, karena sungai dan gunung memiliki peran yang sangat penting dalam melangsungkan kehidupan bagi umat Hindu. Dan bagi umat Hindu gunung (puncak Gunung Himalaya) merupakan tempat berstananya Dewa Siwa. Dapat kita lihat juga pada kehidupan sekarang, kebanyakan  didirikan di daerah pegunungan atau perbukitan karena gunung merupakan tempat para dewa. Sungai yang terdapat di India khususnya sungai gangga dikatakan dapat menghapuskan dosa-dosa manusia yang telah mandi di sana. Di sungai Gangga juga kerap di jadikan tempat untuk menghanyutkan abu pembakaran jenazah, sehingga dosa-dosa orang yang telah meninggal dunia tersebut dapat dihanyutkan. Dapat juga kita lihat pada jaman sekarang ini air sanagt di perlukan dalam prosesi upacara agama, yaitu sebagai tirta.
Umat Hindu sangat erat kaitannya dengan upacara keagamaan. Dari upacara itu di butuhkan berbagai sarana yang tidak luput dari alam, seperti : janur, daun kelapa, buah kelapa, bambu, tebu pisang dan lain-lain.

2.            Konsep dan pandangan Hindu terhadap Tuhan dikatakan bersifat unik dan sangat berbeda dengan agama lain.  Konsep Tuhan dalam Agama Hindu dilihat dari sudut sejarahnya yaitu sebagai berikut : di banndingkan dengan agama lain, Agama Hindu memuja Tuhan dilakukan dengan berbagai cara, pada kepercayaan bangsa Dravida di jaman Praweda, mereka menggunakan lingga untuk memuja Siwa. Dan mengadakan ritual agni hotra dalam melangsungkan upacara. Agama Hindu memuja Tuhan dengan banyak sebutan seperti dewa dan dewi. Perwujudan dewa dan dewi di gambarkan dalam bentuk patung / lukisan. Dimana  pada jaman Praweda, dewi digambarkan dalam patung yang berbentuk wanita dengan susu, pinggul, dan mulut besar serta berbadan gemuk yang melambangkan kesuburan.
Namun jaman sekarang hal tersebut telah di sesuaikan dengan penggambaran dewa / dewi itu sendiri. Seperti contohnya dewi Saraswati yang saat ini di gambarkan dalam bentuk patung / lukisan sebagai dewi yang cantik, bertangan empat, berkulit putih, hidung mancung, bibir kecil, berbadan sempurna layaknya gitar spanyol. Serta membawa wina, lontar, genitri dan bungan teratai. Berdiri diatas bunga terataiyang sedang mekar dan sebagai kendaraannya adalah seekor angsa putih. Hal ini bertujuan agar pemusatan pikiran saat mengadakan persembahyangan lebih khusyuk. Dari segi sarana upacara, sejak jaman praweda Agama Hindu sudah mengenal upakara. Walau masih sangat sederhana namun di jaman brahmana sudah mulai mengalami perkembangan, yaitu agni hotra sudah tidak menjadi satu-satunya cara melangsungkan upacra. Sudah mulai mengenal janur dan daun kelapa untuk tempat (tatakan) upacara. sudah mulai ada tingkatan-tingkatan dalam upacara, yaitu : nista, madya, utrama. Dewa yang di pujapun mulai beralih fungsi. Sebagai contoh dewa Maruan yang pada jaman Weda sebagai dewa penguasa alam semesta, tapi pada jaman brahmna sebagai penguasa air. Bahkan belakangan hanya sebagai penguasa laut. Akan tetapi hal tersebut tetap tertuju pada diri kita masing-masing. Bagaimana kita menerima hal tersebut sebagai umat tertua di dunia, agama Hindu tetaplah agama yang sebagai wadah umatnya untuk mencapai moksa.baik dengan upacara sesuai jaman Weda atau jaman Brahmana.
Konsep pemujaan Tuhan yang berbeda dengan agama lain ini bukan semata untuk menikmati faktor keunikan tapi nilai kesakralan dan budaya yang tumbuh dan berkembang selalu terkandung didalam prosesi upacara untuk memuja Tuhan. Baik upacara besar ataupun kecil agama hindu mengenal pemimpin upacara yang bisa disebut pendeta. Hal ini sudah ada sejak jaman Brahmana. Dimana untuk upacara yang besar dibutuhkan pendeta untuk memuput upacara dan untuk upacara yang lebih kecil oarang yang dituaka dikeluarganya dapat memimpin upacara tersebut. faktor unik, bernilai sakral dan berdasarkan budaya inilah yang kerap kali mengundang perhatian wisatawan asing untuk belajar lebih dalam tentang konsep Tuhan dalam ajaran Agama Hindu.
Perbedaan konsep Tuhan dalam Agama Hindu dengan Agama yang lain yang memuja tuhan hanya dengan stu cara seperti duduk memohon atau bernyani saja itu sebenarnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memuja Tuhan guna memohon keselamatan.

3.      Menurut sejarah, suku bangsa Dravida selalu bermusuhan dengan suku bangsa Arya karena hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, yaitu :
a)      Kedatangan bangsa Arya ke India dianggap sebagai penjajah karena mereka datang dengan banyak orang (membawa serta keluarganya), sehingga saat sampai di India bangsa Arya tidak mau bergaul (bermasyarakat) dengan penduduk lainnya. Karena sikap bangsa Arya tersebut bangsa Dravidapun menyerang bangsa Arya sehingga bangsa Dravida disebut Dasyu (musuh) oleh bangsa Arya.
b)      Penyerangan bangsa Arya oleh Bangsa Dravida berujung malang, bangsa Dravida kalah karena mereka kurang memiliki kemampuan dalam bidang peperangan. Maklum saja karena kegiatan mereka sehari-hari hanya bertani, itu untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Kekalahan tersebut membawa bangsa Dravida menjadi budak bangsa Arya. Karena itu bangsa Dravida di sebut Dasa (budak) oleh bangsa Dravida. Namun tidak semua bangsa Dravida mau menjadi budak bangsa Arya, ada beberapa yang melarikan diri.
c)      Setelah peperangan itu bangsa Arya mulai mempelajari cara bertani / bercocok tanam dan sudah mulai hidup menetap. Tidak seperti sebelumnya, bangsa Arya selalu berpindah-pindah dan berburu untuk melangsungkan hidupnya. Bangsa Arya mulai membuka hutan sebagai ladang pertanian. Menebang pohon tanpa memilih, hal tersebut berakibat fatal sehingga menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor. Akhirnya bangsa Arya dan bangsa Dravida pergi ke utara dan saling menyadarkan satu sama lain. Akhirnya terjadilah pencampuran di Lembah Sungai Gangga, dan lahirlah Agama Hindu terbesar di India Utara, wilayah pegunungan Himalaya.
Bangsa Arya sebenarnya masih enggan dikelompokkan dengan bangsa Dravida, sehingga mereka berusaha menjadi suku yang unggul dengan cara menguasai weda dan mewajibkan ketiurunannya untuk melakukan catur Asrama. Dari sinilah lahir pengelompokkan masyarakat yang pada tahap pertama hanya di kelompokkan menjadi tiga, yaitu : Pendeta, Bhagawan dan orang kebanyakan.
Pada tahap ke dua, perubahan tahap pertama, yaitu : Brahmana, Ksatria, Weisya.
Dan pada tahap terakhir di kelompokkan menjadi dua, yaitu : Dwijati ( orang-orang yang di kelompokkan bersal dari darah Arya : Brahmana, Ksatria dan Weisya), dan Ekajati (orang-orang yang bersal dari darah Dravida : Sudra).

4.            Bangsa yang lebih unggul dari segi kualitas adalah bangsa Arya, karena bangsa Arya memiliki pengalaman hidup yang lebih banyak (beragam). Salah satunya adalah selalu berpindah-pindah tempat, sehingga dapat mempelajari bagaimana kebiasaan orang di desa setempat, merupakan pemburu yang handal dan memiliki keterampilan dalam berperang. Bangsa Arya dikenal sebagai bangsa yang cerdas. Dan di dukung oleh fisik yang bisa di katakan sangat bagus di bandingkan dengan Bangsa Dravida. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
No
Perbandingan
Bangsa Arya

Bangsa Dravida
1
Kulit
Putih
Hitam
2
Tubuh
Tinggi, Besar
Pendek, Kecil
3
Hidung
Mancung
Pesek
4
Rambut
Lurus
Keriting
5
Kemampuan
Lebih memiliki kemampuan
Kurang memiliki kemampuan
Dari perbandingan tersebut tampak bangsa Dravida terlampau jauh dibangkan Bangsa Arya. Bukan hanya itu, di bidang pengetahuan Bangsa Dravida masih tertinggal oleh Bangsa Arya. Namun Bangsa Arya terlihat sedikit ceroboh, karena tidak berfikir akan akibat dari perbuatan mereka. Sebagai contoh Bangsa Arya mulai mempelajari sistem pertanian, dan mulai membuka hutan untuk lahan pertanian. Hal tersebut berakibat fatal dan menimbulkan bencana bagi Bangsa Arya dan Bangsa Dravida.  Dalam sistem kepercayaan Bangsa Dravida bernilai tinggi namun kehidupan keagaannya masih sederhana dan awalnya sempat ditolak oleh Bangsa Arya. Hingga akhirnya Bangsa Arya memodif sistem kepercayaan sendiri dan kehidupan keagamaannya lebih rumit dari Bangsa Dravida.
Hingga muncul kitab Brahmana dimana Bangsa Arya selalu ingin tampil lebih unggul dari Bangsa Dravida, dengan cara  mempelajari weda dan mewajibkan keturunannya untuk melaksanakan Catur Asrama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar