Sabtu, 06 September 2014

MANUSIA dan HARAPAN ISBD



BAB I
PENDAHULUAN

     1.1    LATAR BELAKANG          
Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia tanpa adanya harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, tidak mungkin mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seseorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si Pungkuk merindukan bulan”.Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang MahaEsa. Agar harapannya terwujud, maka selain berusaha dengan sungguh-sungguh, manusia tak lepas atau tidak boleh bosan berdoa. Hal ini disebabkan karena antara harapan dan kepercayaan itu tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan itu adalah bagian dari hidup manusia Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan itu sendiri.
 Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan kita. Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung semata pada harapan. Adalah baik untuk berharap yang terbaik. Tetapi hal itu tidak cukup. Kita tidak bisa hanya berharap - kita harus bertindak.Sangat menyedihkan, bahwa banyak hal digantung berlebihan pada harapan - demi perbaikan nasib. Berharap yang terbaik belum menghasilkan apa-apa. Bekerja dan bertindak - disertai dengan harapan di dalam hati - adalah hal yang membawa hasil. Kombinasi yang sempurna. Harapan tidak akan mengecewakan - selama hal itu disertai dengan tindakan dan komitmen. Harapan tidak bisa mengganti tindakan. Kerjakan apa yang harus dikerjakan - ada atau tidak ada harapan. Harapkan yang terbaik dan kerjakan apa saja yang memungkinkan harapan itu terwujud.
Mulai hari baru anda dengan harapan, dan sambung dengan kerja dan karya. Biarkan harapan menginspirasikan anda, ketimbang membuai anda. Harapkan yang terbaik, dan bayar setiap ongkosnya. Harapan bergantung pada anda. Hidup adalah kemewahan, hidup adalah kegembiraan - sekalipun di hari terburuk. Kenyataan bahwa anda saat ini hidup sehingga bisa membuat keputusan, bisa melaksanakannya, dan mampu membuat perbedaan - jauh lebih berharga ketimbang segala kesulitan dan kekecewaan yang mungkin menghadang.
Saat dunia gelap - hidup adalah alasan mengapa anda harus menjadi cahaya.
             Kualitas hidup anda tidak tergantung pada apa yang anda temui, tetapi pada seperti apa anda setelah melewati segala tantangan. Hari ini adalah hari istimewa - karena anda diperbolehkan masuk ke hari ini. Ada kesempatan untuk tumbuh - dan mencapai cita-cita anda ke segala arah. Bila orang di sekitar anda pencemooh dan pendengki - anda punya kesempatan untuk membuat - bahwa KARENA ANDA – lingkungan anda bisa berubah ke arah lebih baik. Tantangan kesulitan yang ada di depan anda menyembunyikan harta karun nyata yang menunggu untuk digali.


     1.2      RUMUSAN MASALAH
                 
                  Berdasarkan latar belakang masaalah tersebut, maka dirumuskan beberapa masalah yang berkaitan dengan manusia dan harapan, adalah sebagai berikut :

1.      Apakah pengertian harapan ?
2.      Apakah hubungan manusia dengan harapan ?
3.      Apakah sebab manusia memiliki harapan ?
4.      Bagaimana usaha manusia untuk mencapai harapan ?
5.      Apakah perbedaan harapan dengan cita-cita ?
1.3       Tujuan Penulisan

            Adapun tujuan dari penulisan makalaah ini adalah sebagai berikut :
           
1.      Untuk dapat menjelaskan pengertian dari manusia dan harapan
2.      Dapat mengetahui hubungan manusia dengan harapan
3.      Dapat mengetahui penyebab manusia memiliki harapan
4.      Dapat mengetahui bagaimana usaha manusia untuk mencapai harapannya
5.      Dapan menjelaskan perbedaan harapan dan cita-cita.



                                                                                                                                                                                                                                      












BAB II
PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN HARAPAN

   Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
   Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi / proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
   Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
Harapan berasal dari kata harap, artinya supaya sesuatu terjadiatau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia Tuhan, yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan kepadadiri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Tuhan. Misalnya, Ani, seorang mahasiswa belajar rajin dengan harapandi dalam ujian semester memperoleh nilai “A”. Hal itu dilakukan dengan keyakinan bahwa akan terwujud apa yang diharapkan. Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Tetapi meskipun sudah berusaha keras, kadang-kadang harapan itu belum tebtu terwujud. Selama masih hidup, semua orang selalu ada perasaan berharap. Kadangkala seseorang yang gagal dalam meraih apa yang diharapkan akan menimbulkan ketidak seimbangan dalam hidupnya.
Ketidak seimbangan ini dapat berwujud dalam berbagai bentuk yang dapat memberikan beban mental pada diri sendiri, misalnya: putus asa, selalu termenung, frustasi dan sebagainya. Sebaiknya kegagalan yang diperolehnya itu dianggap sebagai pengalaman, sehingga dirinya sadar untuk berusaha memperbaiki lebih lanjut. Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang jadi harapnnya, misalnya:  faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Semua itu dapat berakibat buruk pada diri seseorang.

2.2       Hubungan Manusia dan Harapan

Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, menusia melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan atau ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapkan itu adalah hasil jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan lain. Bahkan harapan itu tidak bersifat egosentris, berbeda dengan keinginan yang menurut kodratnya bersifat egosentris, usahanya ialah memiliki (Gabriel Marcel, 1889-1973). Harapan tertuju kepada “Engkau”, sedangkan keinginan kepada „Aku”. Harapan ditujukan kepada orang lain atau kepada Tuhan. Keinginan itu untuk kepentingan dirinya, meskipun pemenuhan keinginan itu melalui pemenuhan keinginan orang lain. Misalnya melakukan perbuatan sedekah kepada orang lain : orang lain terpenuhi keinginannya, yaitu kebahagian sewaktu berbuat baik kepada orang lain. Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi bakal muncul. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak bakal terjadi. Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan dinamikanya, penuh dengan keinginannya atau kemauannya. Harapan untuk setiap orang berbeda-beda kadarnya. Orang yang wawasan pikirannya luas, harapannya pun akan luas.
Demikian pula orang yang wawasan pikirannya sempit, maka akan sempit pula harapannya. Besar-kecilnya harapan sebenarnya tidak ditentukan oleh luas atau kurangnya wawasan berpikir seseorang, tetapi kepribadian seseorang dapat menentukan dan mengontrol jenis, macam, dan besar-kecilnya harapan tersebut. Bila kepribadian seseorang kuat, jenis dan besarnya harapan akan berbeda dengan orang yang kepribadiannya lemah. Kepribadian yang kuat akan mengontrol harapan seefektif dan seefisien mungkin sehingga tidak merugikan bagi dirinya tau bagi orang lain, untuk masa kini atau untuk masa depan, bagi masa di dunia atau masa di akherat kelak. Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Untuk memperoleh harapan yangbesar, tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdoa.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal–hal sebagai berikut:
a.         Harapan apa yang baik
b.         Bagaimana mencapai harapan itu.
c.         Bagaimana bila harapan itu tidak tercapai. Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
2.3       SEBAB – SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN

         Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu : 
1.      Dorongan Kodrat
       Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka. Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budhi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

2.      Dorongan Kebutuhan Hidup
       Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah misalnya : makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan,dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikimya. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.4               MACAM-MACAM HARAPAN

Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
a).        Kelangsungan  hidup 
            Untuk melangsungkan  hidupnya  manusia membutuhkan  sandang, pangan  dan papan (tempat  tinggal).
Kebutuhan  kelangsungan  hidup  ini terlihat  sejak  bayi lahir. Setiap  bayi  begitu  lahir  di  bumi  menangis,  ia  telah  mengharapkan   diberi  makan/ minum.  Kebutuhan  akan makan/minum   ini terus berkembang  sesuai  dengan  perkembangan hidup  manusia
Sandang,  semula  hanya berupa perlindungan/keamanan,   untuk  melindungi  dirinya  dari cuaca.  Tetapi  dalam  perkembangan   hidupnya,  sandang  tidak  hanya  sebagai  perlindungan kemanan,  tetapi  lebih  cenderung  kepada  kebutuhan  lain.
            Papan  yang  dimaksud  adalah  tempat  tinggal  atau  rumah.  Rumah  kebutuhan   primer manusia,  karena  rumah  itu sebagai  tempat berlindung,  dari panas,  gelap,  dan  sebagainya.
            Untuk  mencukupi  kebutuhan  pangan,  sandang,  dan  papan  itu, maka  manusia  sejak kecil  telah  mulai  belajar.  Dengan  pengetahuan   yang  tinggi  harapan  memperolleh   pangan, sandang,  dan papan  yang layak  akan terpenuhi.  Atau tiap manusia  perlu kerja keras dengan harapan  apa  yang  diinginkan  : pangan,  sandang  dan papan  yang  layak  terpenuhi.
b).        Keamanan
            Setiap orang membutuhkan  keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan.  Begitu  lahir, dengan  suara tangis, itu pertanda  minta perlindungan. Setelah agak besar,  setiap  anak menangis  dia akan diam  setelah dipeluk  oleh  ibunya.  Setelah  bertambah besar  ia ingin  dilindungi.  Rasa  aman    tidak harus  diwujudkan   dengan  perlindungan  yang nampak, secara moralpun orang lain dapat memberi  rasa aman. Dalam  hal ini agama  sering merupakan cara memperoleh    kemanan   moril  bagi  pemiliknya. Walaupun  secara fisik keadaannya  dalam  bahaya, keyakinan  bahwa Tuhan memberikan  perlindungan  berarti sudah memberikan   keamanan  yang diharapkan.
c).        Hak  dan  kewajiban mencintai dan dicintai
           Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karenaitu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja, semua diatur!” ltu suatu pertanda bahwa anak  itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
            Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
d).        Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Status keberadaannya, status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu. misal : seorang ayah mencuri ayam milik tetangga, dan ditangkap oleh pihak yang berwenang, tentu saja tempat pencurian ayam itu menjadi geger. Dan jika anak dari tersangka tersebut bermain kerumah tetangga, pasti terdengar kata-kata yang tidak sedap.
e).        Perwujudan  cita-cita
            Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya/profesinya. Pada  saar itu manusia mengembangkan  bakat  atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya. Mewujudkan cita-cita tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun membutuhkan proses yang panjang dan disiplin adalah hal yang penting dalam proses tersebut. Sejak masa kanak-kanak, kita telah dikenalkan dalam dunia pendidikan, dan terus berlanjut sesuai tahap pendidikan. Kesenangan kita melakukan sesuatu atau senang akan suatu mata pelajaran tidak boleh dipaksakan oleh kehendak orang tua.
Manusia lahir sudah di lengkapi dengan bakatnya masing-masing, orang tua hanya perlu membantu mengasah dan mendukung bakat buah hatinya. Dari sanalah cita-cita kecil kita mulai terbentuk. Selalu berusaha dengan tekun, berusaha memberi yang terbaik di setiap penampilan dan berprestasi dibidang yang kita sukai, dukungan dari orang tua dan jangan sampai lupa dibarengengi dengan doa adalah jalan yang harus kita lalui demi tercapainya cita-cita.

2.5       BERBAGAI CARA UNTUK MENCAPAI HARAPAN
1.      Percaya diri dan Optimis
Sebelum kita melakukan sesuatu ( untuk mencapai harapan ), kita harus percaya diri dan optimis. Maksudnya kita harus percaya pada kemampuan yang ada pada diri kita dan kita harus berfikir positif serta yakin bahwa harapan itu pasti tercapai. Kita tidak boleh berfikir pesimis dan takut mengambil resiko. Karena hal tersebut bisa menghambat kita untuk Mencapai sebuah Harapan.
2.      Berusaha dengan sungguh-sungguh
          Untuk mencapai sebuah harapan kita tidak bisa hanya tinggal diam. Oleh karena itu kita diharuskan berusaha dengan sungguh-sungguh, maksudnya kita harus bekerja dengan ikhlas, bekerja keras dengan sepenuh tenaga, dan bekerja dengan sebaik mungkin. Jangan sampai kita bekerja dengan ceroboh atau sembarangan, karena itu tidak akan membuahkan hasil.
3.      Berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa
            Setelah kita melakukan usaha dengan sebaik mungkin, kita tidak boleh menyudahinya sampai disitu saja. Kita lanjutkan dengan berdoa pada Tuhan. Sebab Tuhan akan mengabulkan permintaan hamba-Nya jika hamban-Nya mau berdoa. Selain itu, kita bisa juga mendampingi hal-hal diatas dengan berpunia.
            Dengan berpunia kita bukan mengurangi harta kita, tapi malah menambahnya karena Tuhan akan membalasnya dengan berlipat-lipat. Saat kita berpunia, kita boleh sambil berdoa dan berharap agar harapan kita tercapai. Setelah kita sudah melakukan hal-  hal diatas tapi harapan kita masih belum tercapai juga, kita harus tetap sabar, tidak cepat menyerah dan tidak putus asa. Kita harus terus berusaha dan berusaha lagi agar harapan kita tercapai. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh–sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.

2.6       PERBEDAAN DAN PERSAMAAN HARAPAN DENGAN
CITA – CITA
Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.
Jadi perbedaan harapan dengan cita – cita adalah Cita-cita merupakan sesuatu yang diinginkan (berharap) tapi belum tercapai, sedangkan Harapan adalah keinginan supaya sesuatu terjadi.
Harapan dan Cita-Cita. Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan danjuga di berikan batas waktu. Jadi jika kita bermimpi untuk menjadi seorang yang sukses, dokter, insinyur, arsitek, manager suatu perusahaan, atau mungkin presiden, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Semua itu harus di sertai dengan tindakan, bukan hanya berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut bisa diwujudkan. Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun bukuuntuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memangbenar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia. Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya.
Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak. Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan IPA dia stress, lalu gagal tes masuk jurusan kedokteran dia stress, dan seterusnya. Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup.
Bila di bandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan, yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.






BAB III
PENUTUP

3.1            KESIMPULAN
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supayasesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud.Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang matisebelum waktunya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yanghendak kita raih dan terpampang di muka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan ciptaan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan. Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati.     Harapan bukanlah sesuatu yang terucap di mulut saja tetapi juga berangkat dari usaha.  Dia adalah kecenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalan keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan.  
Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu : dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dalam setiap harapan juga terdapat yang namanya kepercayaan, baik itu percaya terhadap diri sendiri, orang lain, pemerintah, atau Tuhan, karena kepercayaan dapat membantu kita untuk mewujudkan apa yang kita inginkan.
Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Untuk memperoleh harapan yangbesar, tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdoa.
           
Harapan merupakan suatu kondisi dimana seseorang akan melakukan apapun untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin. Setiap individu memiliki harapannya masing–masing terhadap kelangsungan hidup mereka.
            Usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu harapan sangatlah beragam. Misalnya bekerja keras, memohon dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa.
            Ada berbagai macam harapan yang ada, namun tidak semua harapan dapat tercapai dengan mudah. Butuh kerja keras untuk mencapai harapan tersebut.

3.2       SARAN
Dalam setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan, kita tidak boleh menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena harapan dan keinginan itu lah yang membuat hidupkita menjadi lebih berarti di dunia ini, yang terus memberikan dorongan agar kita tetap melakukan dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan.Selain itu kita juga harus berpedoman terhadap kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan usaha dan doa yang seimbang, diharapkan kita dapat mewujudkan apa yang kita inginkan dengan tetap berada dalam norma-norma masyarakat yang berlaku dan tidak merugikan orang lain. Selain itu juga untuk mempersiapkan mental kita jika harapan yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak membuat kita putus asa untuk terus mencoba.
                                                                   







           
                                                                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar