BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Semakin majunya ilmu pengetahuan dan Teknologi sehingga setiap
generasi penerus harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik
sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini membawa implikasi kepada lapangan
pendidikan yang menuntut sistem pendidikan yang dapat dilaksanakan secara lebih
efektif dan efisien. Untuk itu dirasakan perlu sistem baru mengkomunikasikan
segala macam pengetahuan dan pesan baik secara verbal maupun secara non verbal.
Media bukan lagi merupakan hasil pengetahuan manusia tetapi juga sarana untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan khusus, disamping untuk
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan serta tehnik-tehnik baru.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang barkaitan dengan
pura rambut siwi yang bertemakan : SEJARAH PURA RAMBUT SIWI :
1.
Bagai mana asal mula
berdirinya pura rambut siwi dan SEJARAH PERKEMBABNGAN PURA di zaman
teknologi.
2.
Apakah masyarakat di sekeliling pure rambut siwi sudah
sangat memahami tentang kesucian pura rambut siwi.
C.Tujuan Observasi
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sudah
semestinya memiliki
tujuan .Adapun tujuan
penelitian ini adalah :
1.
Ingin mengetahui
mengenai sejarah perkembangan pura rambut siwi dan penjelasan tentang
berapa banyaknya pura yang terdapat di sana .
2.
Ingin mengetahui bagaimana pendapat masyarakat tentang
kesucian pura rambut siwi dan sudut pandang dari berbagai sumber tentang pura
rambut siwi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini apabila dapat meningkatkan
motivasi dalam belajar tentang sejarah
Pura, dapat bermanfaat bagi penerus generasi muda.
1. Bagi
peneliti dapat membuka wawasan tentang perkembangan pura rambut siwi dan
generasi muda .
2. Bagi kami
penelitian ini sangat bermanfaat secara tidak langsung mereka terbantu dalam
mengikuti pembelajaran sejarah perkembangan pura rambut siwi, memberi peluang ,
bagi kami yang kreatif akan dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
SEJARAH PURA RAMBUT SIWI
Setelah
beberapa lama di Gelgel maka Dhangyang Nirartha (Dang Hyang Dwi Jendra) ingin
bercengkrama menjelajah daerah Nusa Bali . Keinginan beliau itu disampaikan ke
Dalem, maka Dalem menyetujui dan mengijinkan beliau menjelajah daerah Nusa
Bali.
Mula-mula beliau berangkat kearah
barat, sampai di daerah Jembrana berbelok ke selatan, berbalik ke timur
menyusuri pantai. Akhirnya bertemu dengan tukang sapu suatu prahyangan
sedang duduk diluar prahyang itu.
Setelah sang Pendeta dekat maka
orang itu cepat-cepat mendatangi seraya menyapa.
Katanya :
“Ya sang Pendeta, dari mana dan mau kemana
Sang Maharsi sekarang ini? Sebaiknya berhenti sebentar disini, jangan
tergesa-gesa terus berjalan, saya mempermaklumkan bahwa disana malahan ada
suatu parhyangan tempat kami sembahyang yang angker dan keramat. Barang siapa
lalu disini tidak menyembah di parhyangan kami, tentu nanti diterkam harimau.
Untuk keselamat sang Pendeta, silahkan dulu menyembah di parhyangan kami.”
Demikian katanya seraya menghambat perjalanan sang Pendeta.
Jawab Empu Dhangyang Nirartha :
“Kalau harus demikian,
baiklah antarkan saya masuk ke Prahyanganmu untuk menyembah !.”
Sang Pendeta
diantar masuk dalam prahyangan. Setibanya dihadapan suatu bangunan palinggih
tempat menyembah, sang pendeta lalu duduk melakukan Yoga, mengheningkan cipta
memandang ujung hidung (angrana sika), menunggalkan Jiwatmanya kepada Ida Sang
Hyang Widhi. Ketika beliau sedang asyiknya melakukan yoga, tiba-tiba rubuh
gedung palinggih tempat menyembah itu. Hal itu nyata dilihat oleh orang yang
mendengar tadi lalu menangis mohon ampun kepada sang pendeta.
Katanya :
“Ampunilah saya sang Maha Empu, ampunilah
kesalahan hamba karena memaksa Sang Maha Empu menyembah disini!. Dan hamba
mohon dengan hormat belas kasihan Sang Maha Empu, agar diperbaiki lagi
parhyangan kami sebagai semula, supaya ada kami jungjung dan kami sembah setiap
hari.” Demikian katanya seraya menangis tersedu-sedu.
Dang Hyang Dwi Jendra belas kasihan
juga melihat bangunan palinggih itu rubuh dan mendengar tangis orang itu.
Katanya :
“Kalau begitu kehendakmu baiklah saya
memperbaikinya”.
Sang pendeta
lalu memperbaiki bangunan itu sehingga berdiri lagi seperti semula dan
selanjutnya beliau melepaskan gelung rambutnya sehingga terurai, dicabutnya
sehelai diberikan kepada orang itu.
Seraya berkata :
“Inilah sehelai Rambut, siwi (junjung sembahyangi) disini, letakan diatas
bangunan ini, agar kamu dan sanak keluargamu mendapat selamat sejahtera selanjutnya”.
Orang itu menyembah seraya
menerima sehelai rambut sang pendeta itu seraya menuruti segala nasehat beliau.
Semenjak itu parhyangan itu disebut : Pura
Rambut Siwi.
Matahari
ketika itu telah pudar cahayanya,kian merendah hendak menyembunyikan wajahnya
di tepi langit barat, sebab itu sang pendeta berniat akan bermalam di dalam
Pura Rambut Siwi. Orang-orang makin banyak menghadap sang pendeta, yang berniat
mohon nasehat soal Agama, ada pula yang memohon obat. Semalam-malaman itu sang
pendeta menasehatkan ajaran Agama, terutama berbakti kepada Ida Sang Hyang
Widhi dan Bhatara-Bhatari leluhurnya, agar sejahtera hidupnya di dunia. Dan
diperingatkan supaya tiap-tiap hari Rebo Umanis Prangbakat mengadakan pujawali
(perayaan) di Pura Rambut Siwi itu untuk keselamatan desa.
Adapun urutan Pura dan Dewa yang
dipuja di Pura Rambut Siwi :
1.
Pura Pesimpangan/Pesanggrahan yang dipuja Dewa Ratu
Nyoman Sakti Pengadang-adang.
2.
Pura Taman yang dipuja Dewi Ulun Danu.
3.
Pura Penataran
Di Pura
Penataran terdapat beberapa Palinggih antara lain:
-
Pelinggih Dewa Ayu Giri Putri (Penguasa Hutan)
-
Pelinggih
Catu Meres Catu Mujung (Pengiring Dewi Sri)
-
Pelinggih Dewa Ayu Ulun Danu
-
Pelinggih Seluang (Ancangan)
-
Padma (Ida Shang Hyang Widhi Wasa)
-
Pelinggih Pengayengang Dhang Hyang Dwi Jendra
-
Pelinggih Gedong simpen (Betara Dewa Ayu Mas
Meketel)
-
Pelinggih Ratu Nyoman Sakti (Pepatih,tabeng
dada)
-
Pelinggih Pepelik (Pengareman)
·
Dan terdapat juga Gedong busana, Piasan dan Bale
pesandean.
4.
Pura Gua Dasar yang dipuja Dewa Giri Putri.
5.
Gua Tirta yang dipuja Dewa Sang Hyang Baruna dan Dewi
Giri Putri.
6.
Pura Pesimpangan Betari Melanting yang dipuja Dewi Mas Melanting.
7.
Pura Pesimpangan Gading Wani dipuja Dewa Mas Gading
Wani.
8.
Pesimpangan Pura dalem Ped dipuja Dewa Ratu Gede dalem
Ped.
9.
Pura Duur(luhur) Rambut Siwi)
Di Pura Ini
terdapat pelinggih-pelinggih antara lain :
-Pelinggih
Lumbung Dipuja Betari Sri.
- Pelinggih
Taksu dipuja betari sarasawati
- Pelinggih
Rambut Sedana dipuja Betara Rambut Sedana.
- Pelinggih Ulun
Danu dipuja Dewa Ayu Ulun Danu.
-.Pelinggih
Padma dipuja Ida Shang Hyang Widhi Wasa
- Pelinggih
pengayatan Pura Gunung Agung.
- Pelinggih Meru
Tumpang Tiga dipuja Dhang Hyang Dwi Jendra.
-Pelinggih
Gedong Simpen Dipuja Betari Ayu Mas Meketel.
- Pelinggih Ratu
Nyoman Sakti Pengadang-adang.
·
Dan terdapat juga Bale Peselang tempat banten,
Gedong busana dan Pelinggih Pepeli
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa Pura
Rambut Siwi, merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di dunia seperti yang di ceritakan di sejarah Pura
Rambut Siwi .
Seperti yang di ceritakan di sejarah Pura Rambut Siwi dulu seorang
pendeta, Dang Hyang Nirata yang dimana dia menghilangkan musibah yang berada di
sekitar Pura Rambut Siwi, karena beliau tidak mau di singsung di Pura Rambut
Siwi, maka beliau meninggal kan sehelai Rambutnya kepada masyarakat di sekitar
Pura Rambut Siwi.
Dari sejak itulah maka wabah yang menyerang di sekitar Pura Rambut Siwi
bisa sembuh, Maka dari kejadian itulah diberi nama Pura Rambut Siwi.
3.2. Saran
Sebagai masyarakat Hindu kita harus tetap melestarikan Budaya dan
Kehindahan alami dan menjaga tempat suci kita agar tetap asri dan berwibawa,
seperti tempat suci kahayangan jagat pura rambut siwi harus tetap di jaga agar
daya tarik wisatanya tetap asri dan selalau berkembang di dunia pariwisata dan
ritualisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar