Kamis, 11 September 2014

sejarah pura rambut siwi semester I dasar-dasar Agama Hindu

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Semakin majunya ilmu  pengetahuan dan Teknologi sehingga setiap generasi penerus harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini membawa implikasi kepada lapangan pendidikan yang menuntut sistem pendidikan yang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Untuk itu dirasakan perlu sistem baru mengkomunikasikan segala macam pengetahuan dan pesan baik secara verbal maupun secara non verbal. Media bukan lagi merupakan hasil pengetahuan manusia tetapi juga sarana untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan khusus, disamping untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan serta tehnik-tehnik baru.

B. Rumusan Masalah
             Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, dapat    dirumuskan       beberapa masalah yang barkaitan dengan pura rambut siwi yang bertemakan : SEJARAH PURA RAMBUT SIWI :
1.            Bagai mana asal mula  berdirinya pura rambut siwi dan SEJARAH PERKEMBABNGAN PURA di zaman teknologi.
2.            Apakah masyarakat di sekeliling pure rambut siwi sudah sangat memahami tentang kesucian pura rambut siwi.
C.Tujuan Observasi
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sudah semestinya memiliki 
      tujuan .Adapun tujuan penelitian ini adalah :      
1.      Ingin mengetahui  mengenai sejarah perkembangan pura rambut siwi dan penjelasan tentang berapa banyaknya pura yang terdapat di sana .
2.      Ingin mengetahui bagaimana pendapat masyarakat tentang kesucian pura rambut siwi dan sudut pandang dari berbagai sumber tentang pura rambut siwi.  



D. Manfaat Penelitian
             Penelitian ini apabila dapat meningkatkan motivasi dalam belajar tentang sejarah
Pura, dapat bermanfaat bagi penerus generasi muda.
1.    Bagi peneliti dapat membuka wawasan tentang perkembangan pura rambut siwi dan generasi muda .
2.    Bagi kami penelitian ini sangat bermanfaat secara tidak langsung mereka terbantu dalam mengikuti pembelajaran sejarah perkembangan pura rambut siwi, memberi peluang , bagi kami yang kreatif akan dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal.






BAB II
PEMBAHASAN
                                            
2.1 SEJARAH PURA RAMBUT SIWI
Setelah beberapa lama di Gelgel maka Dhangyang Nirartha (Dang Hyang Dwi Jendra) ingin bercengkrama menjelajah daerah Nusa Bali . Keinginan beliau itu disampaikan ke Dalem, maka Dalem menyetujui dan mengijinkan beliau menjelajah daerah Nusa Bali.
Mula-mula beliau berangkat kearah barat, sampai di daerah Jembrana berbelok ke selatan, berbalik ke timur menyusuri pantai. Akhirnya bertemu dengan tukang sapu suatu prahyangan sedang  duduk diluar prahyang itu.
Setelah sang Pendeta dekat maka orang itu cepat-cepat mendatangi seraya menyapa.
Katanya :
            “Ya sang Pendeta, dari mana dan mau kemana Sang Maharsi sekarang ini? Sebaiknya berhenti sebentar disini, jangan tergesa-gesa terus berjalan, saya mempermaklumkan bahwa disana malahan ada suatu parhyangan tempat kami sembahyang yang angker dan keramat. Barang siapa lalu disini tidak menyembah di parhyangan kami, tentu nanti diterkam harimau. Untuk keselamat sang Pendeta, silahkan dulu menyembah di parhyangan kami.” Demikian katanya seraya menghambat perjalanan sang Pendeta.
Jawab Empu Dhangyang Nirartha :
            “Kalau harus demikian, baiklah antarkan saya masuk ke Prahyanganmu untuk menyembah !.”
Sang Pendeta diantar masuk dalam prahyangan. Setibanya dihadapan suatu bangunan palinggih tempat menyembah, sang pendeta lalu duduk melakukan Yoga, mengheningkan cipta memandang ujung hidung (angrana sika), menunggalkan Jiwatmanya kepada Ida Sang Hyang Widhi. Ketika beliau sedang asyiknya melakukan yoga, tiba-tiba rubuh gedung palinggih tempat menyembah itu. Hal itu nyata dilihat oleh orang yang mendengar tadi lalu menangis mohon ampun kepada sang pendeta.
Katanya :
            Ampunilah saya sang Maha Empu, ampunilah kesalahan hamba karena memaksa Sang Maha Empu menyembah disini!. Dan hamba mohon dengan hormat belas kasihan Sang Maha Empu, agar diperbaiki lagi parhyangan kami sebagai semula, supaya ada kami jungjung dan kami sembah setiap hari.” Demikian katanya seraya menangis tersedu-sedu.
Dang Hyang Dwi Jendra belas kasihan juga melihat bangunan palinggih itu rubuh dan mendengar tangis orang itu.
Katanya :
            “Kalau begitu kehendakmu baiklah saya memperbaikinya”.
Sang pendeta lalu memperbaiki bangunan itu sehingga berdiri lagi seperti semula dan selanjutnya beliau melepaskan gelung rambutnya sehingga terurai, dicabutnya sehelai diberikan kepada orang itu.
Seraya berkata :
            “Inilah sehelai Rambut, siwi (junjung sembahyangi) disini, letakan diatas bangunan ini, agar kamu dan sanak keluargamu mendapat selamat sejahtera selanjutnya”.
Orang itu menyembah seraya menerima sehelai rambut sang pendeta itu seraya menuruti segala nasehat beliau. Semenjak itu parhyangan itu disebut : Pura Rambut Siwi.
Matahari ketika itu telah pudar cahayanya,kian merendah hendak menyembunyikan wajahnya di tepi langit barat, sebab itu sang pendeta berniat akan bermalam di dalam Pura Rambut Siwi. Orang-orang makin banyak menghadap sang pendeta, yang berniat mohon nasehat soal Agama, ada pula yang memohon obat. Semalam-malaman itu sang pendeta menasehatkan ajaran Agama, terutama berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi dan Bhatara-Bhatari leluhurnya, agar sejahtera hidupnya di dunia. Dan diperingatkan supaya tiap-tiap hari Rebo Umanis Prangbakat mengadakan pujawali (perayaan) di Pura Rambut Siwi itu untuk keselamatan desa.
Adapun urutan Pura dan Dewa yang dipuja di Pura Rambut Siwi :
1.      Pura Pesimpangan/Pesanggrahan yang dipuja Dewa Ratu Nyoman Sakti Pengadang-adang.
2.      Pura Taman yang dipuja Dewi Ulun Danu.
3.      Pura Penataran
Di Pura Penataran terdapat beberapa Palinggih antara lain:
-          Pelinggih Dewa Ayu Giri Putri (Penguasa Hutan)
-          Pelinggih  Catu Meres Catu Mujung (Pengiring Dewi Sri)
-          Pelinggih Dewa Ayu Ulun Danu
-          Pelinggih Seluang (Ancangan)
-          Padma (Ida Shang Hyang Widhi Wasa)
-          Pelinggih Pengayengang Dhang Hyang Dwi Jendra
-          Pelinggih Gedong simpen (Betara Dewa Ayu Mas Meketel)
-          Pelinggih Ratu Nyoman Sakti (Pepatih,tabeng dada)
-          Pelinggih Pepelik (Pengareman)
·         Dan terdapat juga Gedong busana, Piasan dan Bale pesandean.
4.      Pura Gua Dasar yang dipuja Dewa Giri Putri.
5.      Gua Tirta yang dipuja Dewa Sang Hyang Baruna dan Dewi Giri Putri.
6.      Pura Pesimpangan Betari Melanting yang dipuja  Dewi Mas Melanting.
7.      Pura Pesimpangan Gading Wani dipuja Dewa Mas Gading Wani.
8.      Pesimpangan Pura dalem Ped dipuja Dewa Ratu Gede dalem Ped.
9.      Pura Duur(luhur) Rambut Siwi)
Di Pura Ini terdapat pelinggih-pelinggih antara lain :
-Pelinggih Lumbung Dipuja Betari Sri.
- Pelinggih Taksu dipuja betari sarasawati
- Pelinggih Rambut Sedana dipuja Betara Rambut Sedana.
- Pelinggih Ulun Danu dipuja Dewa Ayu Ulun Danu.
-.Pelinggih Padma dipuja Ida Shang Hyang Widhi Wasa
- Pelinggih pengayatan Pura Gunung Agung.
- Pelinggih Meru Tumpang Tiga dipuja Dhang Hyang Dwi Jendra.
-Pelinggih Gedong Simpen Dipuja Betari Ayu Mas Meketel.
- Pelinggih Ratu Nyoman Sakti Pengadang-adang.
·         Dan terdapat juga Bale Peselang tempat banten, Gedong busana  dan Pelinggih Pepeli


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa Pura Rambut Siwi, merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di dunia  seperti yang di ceritakan di sejarah Pura Rambut Siwi .
Seperti yang di ceritakan di sejarah Pura Rambut Siwi dulu seorang pendeta, Dang Hyang Nirata yang dimana dia menghilangkan musibah yang berada di sekitar Pura Rambut Siwi, karena beliau tidak mau di singsung di Pura Rambut Siwi, maka beliau meninggal kan sehelai Rambutnya kepada masyarakat di sekitar Pura Rambut Siwi.
Dari sejak itulah maka wabah yang menyerang di sekitar Pura Rambut Siwi bisa sembuh, Maka dari kejadian itulah diberi nama Pura Rambut Siwi.
3.2. Saran
Sebagai masyarakat Hindu kita harus tetap melestarikan Budaya dan Kehindahan alami dan menjaga tempat suci kita agar tetap asri dan berwibawa, seperti tempat suci kahayangan jagat pura rambut siwi harus tetap di jaga agar daya tarik wisatanya tetap asri dan selalau berkembang di dunia pariwisata dan ritualisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar