1.
Mangkana : kata ganti tunjuk / penunjuk
orang,
demikian.
Apan iking dadi wwang, uttama juga
ya, nimittaning mangkana, wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara,
makasadhanang subhakrma, hinganing kottamaning dadi wwang ika.
(Sarasamuccaya, IV, 5)
Artinya
:
Sesungguhnya menjelma menjadi manusia ini adalah satu hal
yang utama, karena hanya manusialah yang dapat menolong dirinya sendiri dari
kesengsaraan, yaitu dengan jalan berbuat baik. Itulah keuntungan menjelma
menjadi manusia.
2.
Ta
: kata ganti tunjuk / penunjuk orang, ini.
Iking tang janma wwang, ksanika
swabhawa ta ya, tan pahi lawwan kedapning kilat, durlabha towi,
matangnyan ponga-kena ya ri kagawayanning dharmasadhana, sakarananging
manasanang sangsara, swargaphala kunang.
(Sarasamuccaya, VIII, 7)
Artinya :
Alangkah cepat dan pendeknya kehidupan menjadi ini tak
bedanya dengan sinar kilat, dan sangat susah pula untuk di dapat. Oleh karena
itu berusaha benar-benarlah untuk berbuat berdasarkan (sadhana) dharma
(kebenaran) untuk menghapuskan kesengsaraan hidup guna mencapai sorga.
3. Ya
: kata ganti orang yang sebenarnya, kata ganti orang ketiga.
Hana pwa tumemung dadi wwang, wimukha
ring dharmasadhana, jenek ring arthakama arah, lobhambeknya, ya
ika kabancana ngaranya.
(Sarasamuccaya, IX, 7)
Artinya :
Celakalah ia yang mendapat kesempatan menjelma sebagai
manusia tetapi dalam hidupnya selalu ingkar akan ajaran-ajaran dharma
(kebenaran) dan selalu mengejar harta dan kepuasan napsu belaka, serta
berpikiran tamak selalu.
4. Kami
: kata ganti orang yang sebenarnya, kata ganti orang ketiga.
Nihan mata kami mangke,
manawi, manguwuh, mapitutur, ling mami, ikang artha, kama, alamken dharma juga
ngulaha, hawya palangpang lawan dharma mangkana ling mami, ndatan juga angrengo
ri haturnyan eweh sang mokolah dharmasadhana, apa kunang hetunya.
(Sarasamuccaya,
XI, 8)
Artinya :
Itulah sebabnya aku sekarang tidak jemu-jemu, terus-menerus
memberikan nasehat, kataku : jika ingin mencari harta dan kepuasan napsu
hendaknya selalu berdasarkan dharma (kebenaran), jangan ingkar akan dharma,
demikian kataku, tetapi tidak ada yang menghiraukan sebab katanya “Sangat sukar
melakukan dharma. Dan apalah gunanya!”
5. Sang
: kata sandang penunjuk orang, untuk orang ternama (berlaksana dharma).
Kunang sang pandita, sang dharmika juga,
inastutinira, inalemnira, an sira prasidha anemu sukha, tan pangalem sugih,
kami, apan tan tuhu sukha, ri hananing ahangkarajnana, ri sedengning dhanakama
wyawaraha.
(Sarasamuccaya,
XIII, 9)
Artinya :
Bagi orang yang tahu (akan
rahasia hidup) hanya mereka yang bersifat dan berlaksana dharmalah yang dipuji
dan dicintainya karena merekalah (sebenarnya yang) telah berhasil mendapatkan
kebahagiaan sejati. Beliau tidak memuji orang kaya dan orang yang mendapat
kepuasan napsu, sebab mereka itu tidaklah sebenarnya menikmati kebahagiaan
sejati, selama masih ada sifat angkuh dan masih dapat digoda oleh harta dan
napsu.
6. Apanikang
: kata tanya.
Apanikang kadang warga rakwa, ring tunwan hingan ikan
pangateraken, kunang ikang tumut, sahayanikang dadi hyang ring paran, gawenya
subhasubha juga, matngnyan prihena tiking gawe hayu, sahayanta anuntunaken ri
pona dlaha.
(Sarasamuccaya,
XXXII, 16)
Artinya :
Sebab semua sanak keluarga itu, hanya sampai di pembakaran
(dikuburan) batasnya mengantar. Adapun yang ikut sebagai teman bagi jiwa di
alam baka ialah perbuatan baik atau buruk itu jualah adanya. Oleh karena itu
berusahalah berbuat baik yang akan merupakan sebagai sahabat yang akan menuntun
jiwamu ke alam baka kelak.
7. Rwa
welas : kata bilangan, kata bilangan tentu, dua belas.
Nyang brata sang brahmana rwa
welas kwehnya, pratyeknaya dharma, satya, tapa, dama, wimatsaritwa,
hrih, titiksa, anasuya, yajna, dana, dhrti, ksama nahan pratyekanyan rwawelas,
dharma satya padgwanya, tapa ngaranya sarira sang sosana, kapanasanig sarira,
piharan, kurangana wisaya, dama ngaranya upasama dening tuturnya, wimatsaritwa
ngarani hawya irsya, hrih ngaraning irang, wruha ring irang wih, titiksa
ngaraning hawya gong krodha, dana, maweha danapunya dhrti ngara ning maneb,
ahning, ksama ngaraning kelan, nahan brata sang brahmana.
(Sarasamuccaya,
57, 28)
Artinya :
Inilah brata sang Brahmana, dua belas banyaknya, yaitu :
dhrama, satya, tapa, dama, wimatsaritwa, hrih, titiksa, anayusa, yajna, dana,
dhrti, ksama. Demikianlah dua belas banyaknya. Dharma itu dari satya
sumbernya,. Tapa artinya badan sang sosana yaitu mengendalikan jasmani dan
mengurangi nafsu. Dama artinya tahu menasehati diri sendiri. Wimatsaritwa
artinya tidak iri hari. Hrih artinya malu atau mempunyai persaan malu. Titksa
artinya jangan marah besar. Anasya artinya jangan berbuat dosa. Yajna artinya
senantiasa melakukan puja korban. Dana artinya memberikan sedekah dana punya.
Drhti artinya pensucian dan penenangan pikiran . ksama artinya tahan akan
cobaan dan suka memaafkan. Semua itu
brata sang Brahmana.
8. Nihan : kata ganti tunjuk/ penunjuk orang,
adalah.
Palaning
kahrtaning indriya, nihan, kadirgayusan, ulah rahayu, pagehning yoga,
kasaktinin yasa dharma, artha, yatika katemu ri
kawasaning indriya.
(Sarasamuccaya,
72, 35)
Artinya :
Pahala dari pengekangan
nafsu itu, adalah dirghayusa (panjang umur), tingkah laku baik, kuat
pada yoga, kesaktian, kemasyuran atau nama harum, dharma itulah yang akan di
peroleh, sebagai pahala dapat di kuasai hawa nafsu itu.
9. Ndya
: kata tanya, apakah sebab.
Nihan mara kenetanta, hana ya
awayawaning stri, tan yogya wuwusen pradesanya, rinahasya, wih, mwang hana ta
kani ateles hanguruwak, ika tang rinahasyanyang stri, lawanikang kani, ndya
pahinika, yan ingetingeten, ndan kabancana juga wwang denika, sumanggah yaya
dudu, makahetu wikalpaning manah, hinganyan namah ikang pradhana ngaranya.
(Sarasamuccaya,
83, 39)
Artinya :
Inilah contoh lagi yang perlu diperhatikan. Ada bagian badan
wanita yang tidak boleh disebutkan tempatnya, yang dirahasiakan. Adalaki luka
yang dalam dan lebar. Jika direnungkan baik-baik apakah bedanya luka itu dengan
anggota badan wanita yang di rahasiakan itu ? Maka tergodalah ia menganggap
kedua hal itu berbeda, hal mana yang disebabkan oleh pikirannya yang bingung.
Tegasnya pikiran itulah yang merupakan sebab yang paling menentukan.
10. Telu : kata
bilangan, kata bilangan tentu, telu.
Telu tikang prasiddha drbya, mas manik ngaranya,
ling sang pandita, pratekanya, si tan mahyun mamatyamatyani, si tan drohi, si
mujarakenang satya, nahan tan drbya wastuning mulya, ling sang mahapurusa.
(Sarasamuccaya,
151, 68)
Artinya :
Tiga hal yang dianggap harta kekayaan oleh para pendeta yang
harus kita miliki ialah : tidak menyakiti atau membunuh-bunuh atau suka
berhianat, setia pada kata-kata. Inilah harta benda kekayaan yang mulia bagi
orang utama.
Wynn Las Vegas Casino and Resort - MapyRO
BalasHapusMapYRO's 시흥 출장샵 gaming floor includes all gaming space, a bowling alley and a 창원 출장마사지 24-hour bar. 서산 출장마사지 The casino features slots, 강릉 출장안마 table games, and a 춘천 출장안마 live music